Hama Tanaman Kentang
Membahas hama
penyakit tanaman memang tidak pernah ada habisnya karena kehadiran keduanya
tidak pernah terlepas dari teknik budidaya. Seperti juga pada tanaman lain
kehadiran hama dan penyakit selalu menjadi masalah pada tanaman kentang inipun
seolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Bahkan ada kecenderungan tingkat
penggunaan pestisida pada tanaman kentang lebih banyak dibandingkan tanaman
lain. Ada dua hal yang menjelaskan fenomena ini, pertama hama penyakit yang
menyerang tanaman kentang beragam mulai dari fase bibit hingga siap panen,
sedangkan yang kedua begitu pentingnya komoditas ini sehingga untuk setiap fase
pertumbuhannya dari mulai awal tumbuh sampai pasca panen harus dilindungi
dengan pestisida. Padahal apabila kita cermati, serangan hama dan penyakitnya
tidak seberapa, akibatnya tentu saja penggunaan pestisida pun menjadi tidak
bijaksana.
Keberadaan hama
penyakit pada tanaman kentang memang cukup beragam, namun hanya ada beberapa
jenis saja yang menjadi organisme paling utama penyebab kerusakan, diantaranya
hama pengorok daun, penggerek umbi, thrips, aphids, penyakit busuk pangkal
batang, busuk daun, bercak kering, layu fusarium serta berbagai penyakit yang
disebabkan virus.
Tanpa mengesampingkan
bahayanya hama dan penyakit lain pada tanaman kentang, hingga saat ini penyakit
yang diakibatkan virus pada tanaman kentang masih menjadi momok yang sangat
menakutkan bagi petani kentang. Seperti kita ketahui bersama bahwa pengendalian
pada tanaman apapun yang sudah terkena penyakit virus sangat sulit
diatasi/disembuhkan karena sekalinya tanaman terjangkit maka sulit untuk
mengembalikan pada kondisi semula, tidak terkecuali kentang. Sehingga
satu-satunya jalan untuk memberantas virus adalah mencabut tanaman yang
terserang. Cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit
oleh virus adalah dengan membasmi vektor dan penyebab munculnya virus seperti
aphids. Adalah suatu kekeliruan apabila kita ingin membasmi aphids tanpa
mengenal lebih jauh apa dan bagaimana aphids itu.
Si Kecil Penghisap
Cairan
Seperti apa bentuk
aphids itu dan bagaimana cara mengenalinya? Berikut adalah uraian sedikit
banyak mengenai aphids. Aphids merupakan binatang kecil berbentuk serangga yang
berukuran sangat kecil (0.5 – 2 mm), memiliki permukaan tubuh yang halus dimana
dia mencari makan dengan cara menghisap cairan tanaman. Perlu diketahui bahwa
hama aphids ini merupakan salah satu hama serangga yang paling utama dan
penting di dunia. Di Indonesia ada beberapa jenis aphids yang sering menyerang
dan ditemukan pada tanaman kentang terutama di daerah Jawa diantaranya M.
persicae, A. gossypii dan A. spiraecola. M. persicae merupakan vektor yang
dapat menularkan penyakit virus tanaman kentang seperti PVA (Potato Virus A),
PVY (Potato Virus Y), PVM(Potato Virus Mosaic) dan PLRV (Potato Leaf Roll
Virus). Sedangkan A. gosypii dapat menularkan penyakit PVY dan PAM, serta A.
Spiraecola dapat menularkan PVY. Sedangkan di Australia ada empat spesies
aphids yang menyerang tanaman kentang seperti : aphids persik hijau, cowpea
aphids, aphids kentang serta foxglove aphids.
Seperti yang dijelas
sebelumnya, aphids dikategorikan ke dalam hama karena dia merusak tanaman
dengan cara menghisap cairan. Semakin banyak hama yang ada pada tanaman ,
semakin banyak pula cairan yang habis terhisap oleh aphids. Hal ini akan
menyebabkan daun menjadi keriting. Selain itu, serangga ini juga berpotensi
sebagai penyebar virus penyakit tanaman kentang.
Tidak semua spesies
aphids berpotensi sebagai hama di semua daerah, karena perbedaan lingkungan dan
agroklimat lah yang menyebabkan suatu aphids dapat tumbuh dan berkembang.
Seperti contoh di Australia Barat misalnya, aphids yang paling dominan dan
berisiko sebagai hama sekaligus penyebar virus adalah Myzus persicae.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, hama tersebut menjadi hama utama
karena beberapa alasan diantaranya mampu bertahan hidup pada hampir semua
tanaman budidaya, merupakan penular yang paling efisien dibandingkan hama
lainnya dan terakhir beberapa populasi telah mengalami mutasi sehingga memiliki
kekebalan dibandingkan jenis aphids yang lain akibatnya spesies ini cenderung
lebih sulit dikendalikan. Tentu saja berbeda dengan tempat lainnya. Aphids
memiliki penampakkan warna mulai dari hijau, kuning, hitam hingga berwarna ungu
tergantung pada jenisnya. Bentuk pra-dewasa ditandai tanpa sayap dan membentuk
4 fase sebelum menjadi serangga dewasa, baik itu yang bersayap maupun tanpa
sayap. Umumnya aphids memiliki sepasang cornicles (bagian mirip tanduk) yang
sangat kecil di bagian ujung abdomen/perut.
Meskipun serangga ini
mudah dikenali, namun kadangkala kita sering terkecoh dengan serangga lain yang
mirip baik ukuran maupun bentuknya, seperti contoh belalang daun. Serangga
tersebut bergerak sangat cepat begitu tersentuh/terganggu dengan cara meloncat
atau pun terbang. Sedangkan aphids sebaliknya dimana pergerakannya sangat
lambat dan tetap berada di tempat walaupun diganggu keberadaannya. Sebagai
contoh, disaat anda akan mengamati bagian bawah daun dengan cara memutar bagian
atas menjadi bagian bawah, serangga lain secara cepat akan beterbangan
sedangkan aphids akan tetap menempel pada daun.
Siklus hidup biologis
Dalam keadaan iklim
dingin, sebagian besar serangga aphids berkembang biak secara tidak kawin
(dengan menghasilkan nimfa). Nimfa tersebut akan berubah secara bertahap
menjadi serangga dewasa dalam ideal waktu kurang lebih 8 – 10 minggu. Kondisi
alam dengan suhu yang dingin dan kelembaban tinggi menyebabkan perubahan nimfa
menjadi aphids dewasa membutuhkan waktu lebih lama. Mulai dari nimfa tahap
pertama hingga keempat, bentuknya nyaris sama. Dan setelah memasuki bentuk
nimfa tahap empat itulah nimfa pradewasa akan berubah menjadi serangga dewasa
yang bersayap maupun tanpa sayap. Serangga dewasa ini akan berkembangbiak
kembali (reproduksi) dalam waktu kurang lebih 2 – 3 hari kemudian. Di
Australia, sebagian besar aphids adalah betina. Karena dia bisa berkembang biak
secara tidak kawin, maka untuk dapat memiliki keturunan, mereka tidak
memerlukan pasangan sehingga daur hidupnya pun sangat singkat. Selama hidupnya
aphids betina mampu menghasilkan ribuan aphids baru yakni hanya dalam waktu 4 –
6 minggu saja. Seiring dengan perkembangannya, maka aphids akan mudah sekali
berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Apabila dari suatu tempat terdapat
sumber inokulum virus, maka sangat mudah bagi virus tersebut berpindah ke
tanaman lain yang lebih sehat.
Infestasi
Kapan aphids
melakukan Infestasi?
Infestasi berarti
infeksi (masuknya bibit penyakit) yang melaju secara cepat pada permukaan atau
menyebar pada tanaman. Infestasi aphids dimulai saat beberapa serangga aphids
yang bersayap hinggap pada tanaman inang dimanapun berada. Aphids yang
beterbangan dan hinggap di tanaman kentang tersebut bisa saja berasal dari
beberapa tempat mulai dari yang jarak terdekat hingga beratus-ratus kilometer.
Namun, dari beberapa macam aphids yang hinggap tersebut hanya satu saja yang
bisa melakukan infestasi pada tanaman kentang.
Pada tanaman kentang,
aphids jenis Myzus persicae (aphids persik hijau) selalu ditemukan pada bagaian
daun yang paling bawah. Bila infestasi aphids menjadi besar dan mengumpul,
aphids-aphids tersebut akan bergerak ke bagian atas daun untuk menghisap bagian
daun yang lebih muda.
Pengendalian
Meskipun pengendalian
hama aphids tergolong agak sulit terutama untuk aphids yang sudah kebal
terhadap beberapa pestisida, namun bukan berarti aphids ini dibiarkan begitu
saja. Agar pengendalian lebih efektif maka sebaiknya dihindarkan penyemprotan
pestisida berdasarkan jadwal sesuai kalendar terutama disaat hama aphids tidak
ditemukan dan cara lain adalah dengan mengunakan insektisida efektif seperti
Winder 25WP, Winder 100EC atau Promectin 18EC dengan dosis sesuai anjuran.
Pengamatan secara kontinyu dan berkelanjutan terhadap kepadatan dan populasi
aphids pada tanaman kentang sebelum mencapai ambang ekonomi selain menghemat
uang juga lebih efektif. Program pengamatan aphids dapat dilakukan dengan
memilih 2 – 3 hamparan, dan dilihat sekitar 20 tanaman/hamparan. Berjalanlah
secara diagonal pada hamparan anda, dan berhentilah setiap 2 –3 langkah untuk
mengecek/memeriksa keberadaan aphids. Sesuai dengan hukum pengaruh tepi dimana
disebutkan bahwa sebagian besar serangga aphids biasanya ditemukan pada tanaman
border/pembatas sebab mereka memulai koloni baru pada tanaman yang berada di
tepian terlebih dahulu. Hal ini disebabkan aphids lebih menyukai mendarat pada
bagian tepinya saja daripada di bagian tengah hamparan. Hal yang terpenting
agar tidak terjangkit virus adalah tanamlah bibit kentang yang benar-benar
bebas virus.
Selain dengan
pengamatan, pengendalian lain yang dapat dilakukan diantaranya :
Menanam tanaman yang
tinggi terutama berwarna kuning seperti contoh jagung. Penanaman jagung yang
dapat dipakai sebagai border ini bertujuan slain unutk menarik perhatian aphids
yang menyukai warna kuning, juga aphids yang menyukai bagian tanaman tepi tentu
saja akan hinggap lebih dahulu pada tanaman jagung sehingga resiko aphids
hinggap pada tanaman utama lebih kecil.
Bila ada tanaman
kentang yang ditemukan terserang virus, maka segeralah dilakukan pencabutan
(roguing) untuk dimusnahkan. Hal ini dimaksudkan agar penyakit dari tanaman
tersebut tidak segera menyebar ke tanaman lain karena adanya vektor berupa
aphids.
Melakukan pemangkasan
dini atau disebut juga pemangkasan haulms (batang kentang) beberapa waktu
sebelum dipanen.
No comments:
Post a Comment